Selasa, 14 Juli 2009

Antara Cinta, Rindu dan Belajar

Dekat dan Rindu ???
Dekat ialah hubungan hati yang selalu terlihat ketika memandang, selalu terdengar ketika mendengar dan selalu ada ketika melakukan,,,,,
Dekat disini bukan hal keadaan jarak antara suatu benda dengan benda lainnya, melainkan dekat disini ialah kdekatan hubungan hati yang menghasilkan rindu dan gak akan bisa sembuh kecuali bertemu atau berjumpa dengan sosok yang di rindukannya,,,,,,
Tekad dan usahalah yang akan mendekatkan hubungan antara dekat dan rindu,,,
Seberapa hebat usaha untuk mendekatkannya ?? Lantas berapa besar tekad tuk mendapatkannya ??

Tekad atau keinginan, percayalah gak akan tercapai terkecuali tentang apa yang kamu lakukan sekarang,,,,
tiada seseorang itu mencita-cita kecuali memperbuat iya,,, tanpa adanya memperbuat maka cita-cita yang ada hanyalah angan-angan atau hayalan yang tercipta atas nafsu belaka,,,,"man jadda wa jadda" barang siapa bersungguh-sungguh, niscahya mendapat iya,,,,,, apabila ada keinginan maka disitu ada jalan, akibat ada keinginan tingginya gunung akan terdaki, air laut akan habis terkuras walau hanya satu sendok tiap hari tuk mengurasnya,,,,,

Keinginan yang benar tentulah bukan atas landasan nafsu yang salah, yang melawan adat kebiasaan dan kethoma'an dalam hal yang dilarang,,,
Lantas cara yang dapat dilakukan agar dekat dan keinginan rindu tercapai ialah dengan cinta,,,,
Apabila cinta itu tumbuh, maka sosok indahnya gak akan mau menyakiti perasaan cintanya. disinilah munculnya penyakit rindu itu,,,,,rindu ini yang akan menemani hari-hari yang indah dan akan melakukan yang membuat sosoknya gembira dan tersenyum indah.

Tetapi cinta dan rindu itu gak akan di dapat tanpa mengenal sosok yang dicintai dan mengenal tak akan di peroleh tanpa adanya pengetahuan dan proses pembelajaran,,,,,,
",,,Belajarlah kenal dan belajarlah mencintai, lalu lakukan belajar sambil mencintai,,,"
and than,,,siapa yang pantas tuk dicintai,,???


Nb: ,,,cintailah Allah ta'ala dan Rosulnya dengan cinta yang ikhlas,,,,

Minggu, 24 Mei 2009

Siapakah Orang yang Dapat di Ajak Berbicara

Terkadang dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yg kita temui, dari anak kecil, orang dewasa, yang kaya dan miskin, sampai orang gila sekalipun. Namun terlalu nista kalau diri kita merasa lebih baik dari mereka semua, alasannya bagaimana kita bisa bilang kita sosok yg baik kalau kesalahan terus saja kita perbuat baik sesama makhluk maupun dengan robbul a'alamin tuhan pencipta alam ini. singkatnya selalu berbaik sangkalah kepada mereka semua dan akuilah bahwa mereka lebih baik dari kita.
Dalam bergaul dengan sesama ini macam-macam orang serta pemikiran yang ada yang Allah berikan kepada mereka dengan rasa kasih yang Allah miliki untuk hamba-nya.
Sebagai makhluk sosial sudah barang tentu kita membutuhkan interaksi terhadap sesama manusia, namun terkadang kita bingung dengan cara kita berinteraksi tersebut, entah apa yang salah??? terkadang dalam berinteraksi tersebut sering terjadi perdebatan-perdebatan atau yang lebih parah lagi sampai terjadi perkelahian diantara mereka. Hal ini sungguh sangat disayangkan bagaimana seseorang itu bisa bangga atas dirinya karena telah memenangkan suatu perdebatan atau percekcokkan,sementara dia telah menzholimi makhluq dari pada ciptaan Allah Robbul alamien yang pada nantinya pasti sesuatu itu akan dituntut pertanggung jawabannya di Yaumil akhir kelak.
Maka untuk mengurangi konflik tersebut sudah seyogyanya kita kenali dulu dengan orang-orang yang sebagai lawan bicara kita, apakah sama-sama menghendaki akan kebenaran atau tidak tentu saja hal ini dapat dilakukan dengan jalan musyawarah. nah,,,, hal ini dapat dilakukan sama siapa saja baik dalam bergaul, suami-istri, keluarga, sampai masalah negara yg jelimet sekalipun, insya Allah dengan hati yg bersih yang sama-sama menghendaki akan penyelesaian masalah maka masalah tersebut dapat terselesaikan dengan baik, karena itu juga sudah merupakan janji Allah kepada hambanya.
Lalu menurut pemikiran dangkal penulis ini, yang diinspirasikan dari orang-orang yang telah berbagi ilmunya dengan penulis, maka disini penulis teringat kisah seorang Imam besar di Zamannya yang sangat banyak menulis berbagai kitab-kitab agama untuk kemashlahatan ummat islam itu sendiri khususnya. Ia yg bernama Al-Imam Ghozali Rohimullah ta'ala, Moga-moga allah ta'ala membalas dengan segala kebaikan kepadanya.
Didalam tulisannya tersebut beliau menjelaskan tentang orang-orang yang dapat diajak berbicara masalah agama khususnya dan tentunya pada permasalahan dunia sekalipun.
maka imam Ghozali membagi atas 4 (empat) golongan, dan penulis coba mengulangnya dan menterjemahkan kedalam bahasa penulis sendiri mengenai orang yang dapat diajak berbicara guna menyelesaikan suatu masalah apabila ia bertanya :

1. Orang tersebut tidak Hasad
------> bagaimana mungkin suatu permasalahan dapat diselesaikan apabila orang tersebut punya rasa dengki terhadap kita, pertanyaannya hanya untuk menjatuhkan, mengetest kemampuan,tidak benar-benar ingin tau akan suatu masalah dan sekedar menunjukkan kehebatan dirinya .
maka orang yang seperti ini lebih baik kita tinggalkan saja agar tiada konflik akhirnya.

2. Orang tersebut tidak bodoh
------> orang yang bodoh ini diakibatkan karena dia sudah berhenti belajar, dengan kemampuan sedikit yang iya miliki, lalu dia menyalahkan akan orang lain. sebagai contoh kenapa orang yang sakit kepala itu di suntiknya di daerah bokong??? karena Iya tiada tahu maka ia langsung saja menyalahkan sang dokter.

3. Orang yang aqaln-ya sampai (dapat mengartikannya)
------> hendaklah kita perhatikan dengan siapa kita berbicara tersebut karena akan percuma apabila kita berbicara kepada orang ini. sebagai contoh kepada anak kecil yang belum mumayyiz, maka dia tak akan mengerti mengenai hal-hal yang berat yang diluar kemampuan pikirnya.

4. Orang yang tiada hasad, tidak bodoh, aqalnya sampai, menghendaki akan kebaikan suatu penyelesaian masalah dan tertanam rasa ingin tahu terhadap dirinya.
------> nah,,, orang inilah yang dapat diajak berbicara untuk menyelesaikan suatu masalah, karena tiada hasad, bodoh, dan juga memiliki aqal yang bisa memikirkannya.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi temen-temen yang sudah membacanya,,,,,,
Alhamdulillah dan akhirnya penulis mengucapkan Wassalamu'alaikum Wr.Wb.